PENERIMAAN PROFESSOR 


Oleh: Duski Samad (Ketua Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman)

Refleksi Pengukuhan Guru Besar Prof. Firdaus, Prof. Ahmad Sabri dan Prof. Syafruddin, Kamis, 2 Desember 2021 

Buku best seller ditulis oleh Marshal Smith, terbit tahun 2018 berjudul MOJO. Mojo adalah momen ketika kita melakukan sesuatu yang penuh makna, bertenaga dan positif serta seluruh dunia mengakuinya. Di dalam buku ini diulas panjang lebar tentang momen itu, dan bagaimana cara kita dapat menciptakan momen itu didalam hidup kita, mempertahankannya dan mendapatkannya kembali ketika kita membutuhkannya. 


Buku 'Mojo' karangan Marshall itu secara umum memberikan perspektif yang menakjubkan dan alat pendukung bagi kita untuk mengintegrasikan dan fokus kepada hidup kita, untuk berkontribusi dan untuk melayani dan menguatkan tugas mulia. 


Pesan buku Mojo ini relevan disampaikan saat kita menghadiri pengukuhan guru tiga guru besar/ Ptofessor UIN Imam Bonjol. Prof. Dr. H. Firdaus, M.Ag guru besar dalam bidang ilmu fiqih pada  Fak.Adab dan Humaniora. Prof.Dr.H. Ahmad Syabri, M.Pd guru besar Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Dan Prof.Dr.H.Syafruddin, M.Ag guru besar Ilmu tafsir pada Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol adalah tiga pakar dalam bidang, ulama dan cendikiawan yang ditunggu kehadirannya oleh umat dan bangsa. 


Buku Mojo di atas bila disandingkan dengan kerja, waktu dan proses yang dijalani oleh setiap orang yang akan  sampai pada level Mojo atau capaian tertinggi di bidangnya. Dalam karir dosen. tentu Guru Besar/ Professor adalah seorang dosen yang bekerja maksimal. Setidaknya ada tiga gunung tinggi yang harus ditaklukan untuk mendapatkan dan mempertahankan Mojo Professor itu. 


Pertama: Memiliki identitas (identity).

Guru Besar/ Professor pintu awalnya adalah tercatat sebagai akademisi yang telah mendapatkan dan menyelesaikan pendidikan strata tiga (S3) dengan gelar doktor. 

Pengakuan akademik pada level 9 menurut KKNI pada Program Doktor reguler dan telah terukur tidaklah mudah, memerlukan kerja ilmiah, pengorbanan keluarga dan pembiayaan. Alhamdulillah, itu telah diselesaikan oleh sahabat kita Prof. Firdaus, Prof. Ahmad Sabri dan Prof. Syafruddin. 


Identitas Doktor yang melekat pada calon Prefossor ini tentu akan menjadikan ia tidak mudah bicara, kecuali ada data dan bukti ilmiah, jelas menjadi referensi. 

وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya."(QS. Al-Isra' 17: Ayat 36) 


Kedua: Memiliki Prestasi (Achievement).

Berkenaan dengan prestasi fardhuain yang mesti didapatkan oleh calon professor adalah diterima sebagai ilmuwan dunia  dibuktikan dengan hasil penelitiannya yang hasilnya dimuat jurnal ilmiah internasional. Karya ilmiah buku, dan pengasuhannya pada mahasiswa puluhan tahun, serta pengabdian di tengah masyarakat dan bangsa adalah akumulasi kinerja yang tidak sederhana, bertungkus lumus. 

Patut juga dimenangkan bahwa pencapaian prestasi gemilang calon Professor salah satu pemicunya karena ia memang memiliki kesadaran kuat bahwa  nikmat dan karunia Allah datang salah satu asbabnya adalah kerja keras dan usaha maksimal. 

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَا دِنَا ۚ فَمِنْهُمْ ظَا لِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ   ۚ وَمِنْهُمْ سَا بِقٌ بِۢا لْخَيْرٰتِ بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ 

"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar."(QS. Fatir 35: Ayat 32). 


Ketiga: Reputasi, Pengakuan (Reputation).

Reputasi pengakuan akademik dan moralitas dari Senat UIN Imam Bonjol melalui rapat senat yang dilakukan untuk memastikan kapasitas, integritas, dan moralitas yang bersangkutan adalah saringan terakhir untuk mencapai mojo. 


Reputasi adalah kelebihan satu orang dengan yang lain atas pemberian-Nya.

وَا للّٰهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ فِى الرِّزْقِ ۚ فَمَا الَّذِيْنَ فُضِّلُوْا بِرَآ دِّيْ رِزْقِهِمْ عَلٰى مَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُهُمْ فَهُمْ فِيْهِ سَوَآءٌ ۗ اَفَبِنِعْمَةِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ

"Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?"(QS. An-Nahl 16: Ayat 71)

Keempat: Penerimaan (acception). 

Penerimaan sebagai masyarakat akademis, guru besar, professor, Pengakuan sebagai Maha guru, tokoh umat bangsa adalah mojo, capaian penuh makna, positif, Marshald menyebutnya perspektif menakjubkan. 


Pasca guru besar, setelah pengukuhan Professor apalagi?. Justru tugas mulia telah menanti sahabat sang Professor. Professor terus meneguhkan identitas sebagai akademisi yang obyektif, progresif, dan berpandangan jauh ke depan. 


Professor tentu berkewajibkan menularkan Prestasi dan capaiannya bagi dosen, dan UIN Imam  Bonjol yang memang almamater, rumah besar untuk kebaikan umat dan bangsa. 

Yang tak kalah pentingnya adalah seorang Professor terus memperkuat reputasi diri sebagai ulama yang tangguh, teguh dan kukuh. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمِنَ النَّا سِ وَا لدَّوَآ بِّ وَا لْاَ نْعَا مِ مُخْتَلِفٌ اَ لْوَا نُهٗ كَذٰلِكَ ۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَا دِهِ الْعُلَمٰٓ ؤُا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ

"Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun."

(QS. Fatir 35: Ayat 28). 


Patut pula diingatkan bahwa kehadiran guru besar di kampus dan masyarakat dua dunia yang tak mungkin dipisahkan. Saat webinar alumni 28 Nov 2021 muncul harapan dan tuntutan alumni kiranya alumni, lebih lagi tentu Professor, bersuara nyaring, mengingatkan siapapun yang mengabaikan kebenaran, lebih lagi mereka menolak kebenaran. Professor UIN IB diminta alumni untuk membimbing umat dan bangsa dalam menjaga kemaslahatan umat dan bangsa. 


Selamat dan semoga kuat, sehat dan bersemangat  untuk sahabat kami Prof. Firdaus, Prof.Ahmad Sabri, Prof.Syafruddin semoga keluarga (isteri), anak,cucu dan keluarga besar menyangi beliau. Selamat UIN IB telah melahirkan anak bangsa yang tiada hentinya mengabdi untuk umat dan bangsa. amin. 02122021.